Bali, Indonesia – Politeknik Akbara ikut ber-partisipasi dalam Forum Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang ke-7. Tema GPDRR 2022 ini bertajuk From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World (Dari Risiko ke Ketangguhan: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Ditransformasi COVID-19). Forum ini merupakan acara resmi dari PBB yang bergulir setiap 2 tahun sekali. Forum ini berlangsung di Bali, Indonesia, pada tanggal 23-28 Mei 2022.
Sebelumnya, Swiss dan Meksiko menjadi tuan rumah untuk forum ini. Tujuan dari forum ini untuk mewujudkan peningkatan upaya pengurangan risiko bencana, melalui komunikasi dan koordinasi dari para pemangku kepentingan kelas dunia.
Acara diperkirakan akan dihadiri 4.000 peserta yang mengikuti secara langsung, serta 2.000 lainnya yang bergabung online dan semua berasal dari 193 negara.
Empat Konsep Resiliensi
Saat membuka GPDRR Ketujuh, Pemerintah Indonesia menawarkan kepada dunia empat konsep resiliensi bencana berkelanjutan. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka pertemuan di mana Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang menjadi tuan rumah GPDRR ini.
Empat konsep itu didasari pada kenyataan bahwa di Indonesia tantangan kebencanaan bisa terjadi setiap saat, “Pertama, kita harus memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif saat menghadapi bencana. Yang kedua, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi, termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi,” ucap Presiden Joko Widodo.
Menurut Presiden, akses pendanaan menjadi isu penting yang harus ditangani secara serius sebagaimana upaya Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana dengan membentuk dana bersama (pooling fund) bencana. Hal ketiga adalah membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan perubahan iklim. Seperti membangun dam, pemecah ombak, waduk, dan tanggul guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
Kehadiran infrastuktur hijau seperti pelestarian hutan mangrove, cemara udang di pantai, dan vetiver yang membantu meminimalisir risiko longsor. Tersedianya ruang terbuka hijau harus dijadikan prioritas pembangunan infrastruktur. “Perlindungan pada masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi harus mendapat perhatian serius,” ujar Joko Widodo.
Terakhir, Presiden mengajak seluruh negara untuk berkomitmen mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan global di tingkat nasional hingga lokal. “Kerangka Kerja Sendai, Kesepakatan Paris, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) merupakan persetujuan internasional yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. Saya mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh mengimplementasikannya,” tegas Presiden Jokowi (Sumber : Anton Setiawan, Kominfo)
Partisipasi Politeknik Akbara Surakarta dalam GPDRR 2022
Lembaga Pendidikan tinggi, Prodi Manajemen Penanggulangan Bencana Politeknik Akbara Surakarta terdepan dalam merespon issue kebencanaan.
Selama acara berlangsung, Dosen prodi Manajemen Penganggulangan Bencana, Politeknik Akbara berkesempatan menjadi presenter pada sebuah Forum Ilmiah Pengurangan Risiko Bencana dengan tema Pendidikan dan Pelatihan Kolaboratif dengan Pemanfaatan Teknologi, Masyarakat Rentan di Daerah Terpencil dan Pulau Pulau Kecil dan Tata Kelola Dan Manajemen Risiko Bencana dalam Pengembangan Calon Angkatan Kerja yang merupakan bagian dari GPDRR.Dalam pemaparan tersebut, Panji Ardhanarespati, S.Si, M.Sc., membahas tentang Preparation Of Professional Workforce In the Field of Disaster Management at Akbara Polytechnic, Surakarta, dan Preti Askunala Wikan, S.P. M.Sc., serta Resti Kinanti, S.P. M.Sc., memberikan pemaparan kedua mengenai Student Attitude to Earthquake Disaster Risk: Role of Motivation and Risk Reduction.